<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d38414094\x26blogName\x3dBerpikir+Terbalik\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dLIGHT\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://mugi-subagyo.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://mugi-subagyo.blogspot.com/\x26vt\x3d7694684365753830515', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe", messageHandlersFilter: gapi.iframes.CROSS_ORIGIN_IFRAMES_FILTER, messageHandlers: { 'blogger-ping': function() {} } }); } }); </script>

17 December 2010


MANISNYA PEMBALASAN

Dalam kehidupan: Sakit hati, kebencian dan dendam dapat dijadikan kekuatan pembangkit yang dahsyat.

Pembalasan adalah respon terhadap sesuatu yang dianggap sebagai ketidak-adilan dan biasanya reaksi ini sangat parah akibat ego yang terluka. Bagi seorang eksekutif yang “takhtanya”-nya direbut, maka tidak ada upaya yang lebih memuaskan selain merebutnya kembali. Steve Jobs, yang didepak dari Apple Computer Inc, pada 1985 tapi kemudian berhasil kembali memimpin sejak 1997, bukan satu-satunya contoh orang yang berhasil memenangi pertarungan yang hampir mustahil. Banyak sudah dicontohkan mulai dari film (kung fu, action, fiksi, perang, drama, komedi dll) sampai dalam kehidupan nyata di dunia bisnis.

Memang aksi balas dendam akan terkenal selama berlangsung di posisi puncak, namun ruang kerja karyawan biasa, juga tak bisa luput dari sabotase. Pengunduran diri atau pemecatan bukan satu-satunya kondisi yang memicu orang untuk membuat perhitungan. Dari balas dendam terhadap rekan sekerja yang mencari-cari atau membesar-besarkan kesalahan, menyudutkan, menampik ide, pengecaman di depan umum, pemotongan anggaran tanpa kejelasan sampai dendam di antara para manajer level menengah yang bersaing memperebutkan jabatan, pembalasan juga memiliki peranan dalam skenario kehidupan yang lebih biasa.

Berita paling menghebohkan tentang balas dendam yang dilakukan oleh karyawan terhadap perusahaan tempatnya bekerja, menimpa sebuah perusahaan manufaktur di US (www.foxnews.com : Thursday, January 24, 2008). Marie Lupe Cooley mengira bahwa pekerjannya di Jacksonville, Fla. Berada dalam bahaya saat melihat iklan lowongan kerja dipasang di sebuah koran setempat yang tampaknya akan mencari kandidat untuk mengisi posisinya. Dia mengira akan mengalami pemutusan hubungan kerja, sehingga memutuskan datang ke kantor hari Minggu dan menghapus semua data-data penting dari sistem komputer perusahaan (Data 7 thn senilai $2.5 juta). Tindakannya melakukan sabotase merupakan contoh berharga bagi karyawan yang bertindak gegabah tanpa berpikir panjang. Keputusan impulsif ini akhirnya mengantarkan Cooley ke balik jeruji besi.

Keinginan untuk balas dendam merupakan salah satu dorongan manusiawi yang tersembunyi di balik prilaku eksekutif. Meski tabu dibicarakan dalam forum bahwa balas dendam dapat dijadikan pemicu sukses yang signifikan, tapi hal ini benar-benar terjadi.

Lantas bagaimana kita dapat melakukan pembalasan namun tidak terjebak dalam fallacy (buah pikiran yang keliru), dimana sebuah penalaran atau pemikiran menghasilkan kesimpulan yang nampak benar, namun secara aktual justru salah? Dan bagaimana agar dapat menduduki sebuah jabatan yang diincar dalam ranah persaingan yang penuh intrik dan mengundang ketidak-adilan? Sehingga saat terpilih, kita adalah pemimpin hasil sebuah bentukan, bukan pemimpin yang lahir karena kecelakaan sejarah.

JADILAH TERANG
Jangan pernah melawan kejahatan dengan kejahatan, ketidak-adilan dengan ketidak-adilan. Tidak perlu membuang energi untuk melawan kegelapan, cukup buat diri ini bersinar semakin terang, maka kegelapan akan hilang dengan sendirinya. Fokuslah bahwa permasalahan ada dalam diri kita bukan orang lain, karena yang ada pada diri sendirilah yang dapat kita perbaiki, pertahankan dan tingkatkan. Namun akan menjadi mustahil diperbaiki jika permasalahan yang kita yakini ada pada pihak lain.

Jadilah pribadi yang transfaran sebagai pilar integritas dan kejujuran melalui teladan kehidupan. Dengan transfaransi, kita akan menjadi orang atau pemimpin yang terbuka, menjadi teladan bagi karyawan lain. Tidak perduli Anda pintar atau tidak, kaya atau tidak, menjadi orang yang memiliki integritas, kejujuran dan keteguhan adalah kewajiban sekaligus hak tiap orang sejak manusia diciptakan. Meskipun pada awalnya agak memaksakan diri, integritas perlu dirangsang, dipaksa, dilatih bahkan dipertontonkan hingga akan menjadi refleks kecerdasan di kelak kemudian. Jika Anda memiliki kualitas seperti itu, percayalah! Bahkan kemiskinan pun tak dapat menundukkan Anda.

FASTER, HARDER DAN SMARTER TIDAKLAH CUKUP
Pola pikir atau mindset ini akan membuat kita mendapat dorongan bahwa semakin cepat, keras dan cerdas kita bekerja, maka semakin besar pula reward yang kita terima. Dengan begitu tantangan yang tersedia akan semakin besar dan membuat orang terpacu mengejar target yang menjadi tanggung-jawabnya. Sehingga tercipta karyawan yang target oriented dan menjelma menjadi orang mementingkan diri sendiri atau kelompoknya tanpa memikirkan kebersamaan yang diperlukan suatu tim dalam sebuah organisasi atau perusahaan.

Meskipun dibarengi dengan kenaikan gaji atau reward lainnnya, namun dengan segera gaji yang diterima akan dirasa tidak seimbang. Kita merasa telah terlalu banyak bekerja, berjuang demi perusahaan, bekerja lebih dibanding orang lain, sementara yang didapat sangat kecil. Kondisi lain yang memperparah adalah mengetahui bahwa yang lain juga mendapat kenaikan gaji, lalu beranggapan PGPW (Pinter Goblok Podo Wae/ Pinter Goblok Sama Saja), lantas semangat kerja merosot, timbul iri merasa diperlakukan tidak adil.

Perlu disadari bahwa Faster, Harder dan Smarter adalah pola pikir reaktif yang berupa solusi sementara. Pemahamannya sebagai berikut: Faster, Meningkatkan kecepatan atas pekerjaan Anda untuk mengejar, bertahan dan berjalan. Harder, Meningkatkan intensitas usaha Anda dalam rangka mengendalikan, memperbaiki dan mendominasi. Smarter, Meningkatkan know-how Anda untuk mengecoh, mengakali atau menyiasati suatu kemenangan. Hal ini dapat menjadi batu sandungan di kemudian hari.

Untuk itu perlu ditambahkan pola pikir yang kreatif dengan: Richer, Meningkatkan level kesadaran Anda untuk mengeluarkan potensi tersembunyi dalam situasi Anda. Deeper, Memperluas dalamnya penghargaan Anda terhadap hubungan manusia untuk mempercepat kemajuan dan sinergi. Wiser, Memperluas pengertian Anda tentang bagaimana dan mengapa dunia dapat menciptakan kemungkinan baru.

“You see things and say ‘Why?’ but I dream things that never were and I say ‘Why not?’.” (George Bernard Shaw)

KELOLA TEKANAN HIDUP
Kemarahan akibat dari tekanan hidup atas perlakuan yang tidak adil, sangat memungkinkan menimbulkan reaksi balas dendam. Namun sadarilah! Kemarahan sesungguhnya bukan bersumber pada besarnya hinaan atau perlakuan yang tidak adil, tapi lebih merupakan kerapuhan pada diri sendiri. Bahkan saat mental ini sedang sangat rapuhnya, maka hal sepele sekalipun dapat kita curigai sebagai sebuah penghinaan. Tapi bila mental pertahanan kita kuat, maka kita dapat melihat dengan cara yang berbeda. Karena kita tidak akan pernah bisa marah, sakit hati sedih bahkan senang sekalipun bila kita tidak mengijinkannya.

Jadi saat Anda memangku tekanan hidup, diamlah sejenak, lihat sekitar anda atau pikiran Anda, temukan obatnya. Lihatlah hal yang berbeda, karena biasanya obat untuk itu berada tidak jauh dari kita, misal: senyum anak-anak kita, kesabaran istri kita, atau tersenyumlah.. tanpa sebab. Anda akan rasakan gumpalan hitam tekanan hidup tadi menguap berganti indahnya cahaya pelangi. Bila Anda merasakan hal yang tidak enak atau tidak baik, Hentikan! Jangan Anda ijinkan. Hal ini merupakan indikasi bahwa Anda sedang memikirkan hal yang tidak baik. Ubah perasaan tadi dengan seketika, maka pikiran Anda akan berubah, kesedihan menjadi kegembiraan, Kesulitan menjadi kemudahan dan tekanan menjadi tantangan.

MEMBALAS DENDAM
Untuk menikmati keindahan balas dendam, tidak perlu melakukan pembalasan aktif, kemudian merasakan kepuasan melihat hukuman yang dialami pihak yang pernah mempersulit kita dengan menari di atas penderitaan orang lain (shadenfreude). Cukup dengan melakukan hal di atas, maka mereka akan menderita secara psikologis demi melihat Anda tidak jatuh berkubang, malah berdiri tegak dan berkibar menuai kesuksesan.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home


Islamic Calendar Widgets by Alhabib



Kecantikan seseorang harus dilihat dari matanya, karena itulah pintu hatinya - tempat dimana cinta itu ada.